• Mengapa Anak Remaja Sekarang Berlebihan Dalam Pacaran?

Mengapa Anak Remaja Sekarang Berlebihan Dalam Pacaran?

image


Anak ABG ataupun anak remaja di jaman sekarang ini pergaulannya sangat luas, pola pikirnya pun 180˚ alias hampir berlawanan dibandingkan dengan para orang tua. Tapi, terkadang mereka (anak-anak remaja), bahkan sering, terjerumus pada pergaulan yang salah, seperti coba-coba mengkonsumsi obat-obatan terlarang.



Jangan dulu pada hal yang jauh, disini gue bahas penyebab anak ABG atau remaja berlebihan dalam pacaran. Baca lagi ya... Cekimprut...
Ini merupakan lanjutan dari artikel Pacar Rasa Rumahtangga, Rumahtangga Rasa Pedekate.

Di jaman sekarang ini anak-anak remaja gampang sekali 'dewasa', dari anak kecil yang baru berumur 10 tahunan atau sekitarnya, sudah tau yang namanya pacaran. Pada masalah ini ada nilai positif dan juga negatifnya (mungkin dari beberapa orang tua hal ini adalah negatif).

Nilai positifnya, menurut gue, anak-anak bisa membedakan perilaku terhadap temannya yang berjenis kelamin berbeda. Karena terkadang anak-anak gak tahu seperti apa perasaan lawan jenisnya, apa yang disukai dan hal-hal lain yang berbeda dari dirinya sendiri. Ini memicu IQ seorang anak agar lebih bisa mengerti bagaimana cara 'memperlakukan' lawan jenisnya.

Adapun nilai negatifnya, masih menurut gue, anak-anak akan mencari tahu hal tersebut dari kelakuan orang yang lebih dewasa darinya, misal pacaran. Karena anak-anak itu memiliki sifat penasaran yang tinggi, apalagi jika ia selalu menonton TV yang acaranya tentang cinta-cintaan, bukan gak mungkin mereka gak meniru apa yang terekam di otaknya. Peran orang tua sangat penting dalam 'menyuguhkan' sesuatu kepada anak-anaknya, meski sesuatu tersebut terlihat baik tapi orang tua juga harus tahu apa dampaknya dari sesuatu itu.

Namun, jika sudah terlanjur membiarkan anak-anak berpacaran, gak apa-apa, asal jangan sampai mengganggu kegiatan belajarnya disekolah, tapi ini sangat berpengaruh pada prestasi si anak. Jangan sampai juga mereka berpacaran terlalu berlebihan, karena itu sangat berbahaya bagi pola pikir dan psikologi anak.

Berikut ini adalah beberapa penyebab kenapa anak remaja sekarang berlebihan dalam pacaran;

1. Acara Televisi / Film di Bioskop

Seperti yang kita tahu acara-acara di TV kebanyakan sinetron tentang 'percintaan'. Seperti disinggung diatas, anak-anak sering meniru apa yang telah dilihatnya lewat acara TV. Anak-anak gak tahu apa yang ditampilkan di TV itu baik atau tidak, bahkan para orang tua juga sering gak ngeh. Seperti adegan 'Pelukan' dan adegan 'Ciuman'. 'Pelukan' adalah hal yang dianggap 'kecil' oleh kebanyakan orang, mereka menganggap hal tersebut adalah bentuk 'Kasih Sayang', padahal itu adalah suatu tindakan yang memiliki pengaruh besar terhadap tindakan berikutnya yang bermuatan 'negatif', hal itu juga memicu 'nafsu'. Di TV, ciuman mungkin gak ditampilkan, tapi menampilkan 'sedang akan' melakukan hal tersebut. Ciuman bukanlah bentuk 'Kasih Sayang', melainkan bentuk nafsu seksualitas semata. Sekarang coba pikirkan apakah dengan melakukan pelukan dan ciuman kita sudah memberikan kasih sayang? Gak! melainkan kita sudah melakukan Zina. Zina bukan hanya melakukan seks secara eksplisit. Tanyakan pada guru agama untuk lebih jelasnya. :D
Mengapa kita bisa gak ngeh dengan acara yang menampilkan hal-hal tersebut? Karena mereka (pelaku pembuat film/sinetron) mengemasnya dengan cerita yang seakan hal tersebut sah-sah saja. Acara di TV ataupun Film yang ada di Indonesia maupun luar, kebanyakan gak mutu dan bertentangan dengan agama. Harus pintar-pintar pilih acara TV atau Film.

2. Pergaulan / Public Figure

Anak-anak bukan hanya meniru dari acara TV maupun dari Film-Film yang ditontonnya, dari pergaulan dan/atau Public Figure (Tokoh publik atau selebritis) pun berpengaruh besar pada perkembangan psikologi anak.

Pergaulan;
Kita gak pernah tahu anak-anak bergaulnya dengan siapa, pergaulannya seperti apa saat disekolah ataupun diluar rumah. Mereka akan meniru apa yang orang-orang lakukan disekitarnya, khususnya teman sebayanya, jika temannya punya pacar, pasti ia akan direkomendasikan untuk memiliki pacar oleh teman-temannya. Saat mereka berpacaran, mereka akan meniru pula 'gaya' pacaran yang ia ketahui dari pihak lain, bisa dari TV, film yang sudah ditonton, dsb.

Public Figure;
Ini juga berpengaruh. Misalnya, seorang anak mengidolakan selebritis tertentu, maka ia akan mencari tahu info, foto dan berita tentang idolanya itu. Hal ini harus diperhatikan oleh orang tua, jangan terlalu dibiarkan begitu saja. Contoh lagi; seorang gadis mengidolakan aktor Aliando Syarif, anak gadis mana yang gak tertarik dengan aktor tersebut. Belakangan ini kita ketahui bahwa ia pemeran acara sinetron bertema 'pacaran', si gadis tersebut pasti sudah tau tentang kehidupan idolanya, bahkan sudah tau siapa pacar idolanya. Kemungkinan besar si gadis mengkoleksi foto-foto 'mesra' idolanya dengan pacarnya. Dan gak bisa dipungkiri lagi, terbesit kalimat dalam hati si gadis seperti "Andai aja aku punya pacar se-mesra ini". Eits.. kalimat itu adalah 'gerbang' menjadi anak 'alay' atau anak yang suka berlebihan terhadap sesuatu.

3. Eksistensi

Anak ABG atau remaja juga mempunyai sifat 'panasan', dimana maksudnya adalah gak mau kalah dari yang lain dan ingin selalu menjadi pusat perhatian banyak orang, khususnya lawan jenis. Mereka gak peduli baik atau buruknya, yang penting mereka bisa memuaskan batin diri sendiri. Dari eksistensi ini, kebanyakan mereka terjerumus pada hal yang negatif. Contoh; seorang anak yang sedang menyukai lawan jenisnya, maka ia akan berusaha untuk menjadi pusat perhatian yang dikhususkan untuk 'targetnya' tersebut. Baik dari gaya berpakaian/berpenampilan, berbicara, dll. semua bakal dilakukan demi menarik perhatian sang 'target', gak peduli baik atau buruknya. Ini pun memicu seorang anak bertindak berlebihan saat mereka 'jadian' atau berpacaran. Apapun bakal dilakukan demi seseorang yang ia sukai. Sungguh ironis jika sampai 'kehormatan' yang dikorbankan, karena 'Setan' selalu ada. Jangan sampai ya!

Ketiga hal diatas adalah beberapa contoh kecil 'penyebab' mengapa anak remaja selalu berlebihan dalam pacaran.

Kesimpulannya, karena anak ABG atau remaja itu masih dalam tahap 'labil', mereka akan meniru apapun yang telah terekam di otaknya, bisa dari dalam rumah, orang sekitar dan/atau diluar rumah. Pemahaman dan pelajaran tentang hal 'dewasa' kepada anak adalah sangat penting agar gak mudah terpengaruh dan terjerumus pada hal yang negatif, disinilah orang tua harus berperan aktif. Ajarkan kepada anak agar selalu bercerita pada orang tua tentang apapun, agar orang tua bisa memberi masukan dan pemahaman tentang apa yang dialami oleh anak. Orang tua jangan acuh pada anak, malah nanti mereka enggan bercerita. Usahakan pendekatan dengan anak layaknya seperti 'teman', agar anak gak merasa 'digurui', agar merasa nyaman. Jangan membentak, karena mereka masih 'labil' yang sangat sensitif atau peka.

Dari berbagai berita yang sudah tersebar dan yang pernah gue baca, seingat gue sekitar 68% cewek yang belum nikah didunia kehilangan kehormatannya alias gak perawan lagi, dan sekitar 45% cowok yang belum menikah sudah gak perjaka lagi. OMG! Jangan ditambahin lagi ya angkanya!

Buat para ABG atau remaja yang lagi baca tulisan ini, daripada cinta-cintaan, lebih baik kita eksplor kreatifitas dan raih prestasi setinggi-tingginya, terserah mau dibidang apa dan minatnya apa.

Pesan gue;

Pacaran boleh aja, asal tahu etika dan gak berlebihan. Dan jangan tinggalkan prestasi loe!...
Mohon maaf kalau ada yang salah. Kalau mau nambahin, silahkan komen dibawah...

Sekian & Terimakasih..

0 comments:

Posting Komentar